KEKUATAN KALIMAT POSITIF
Diyana Rochmawati, S.Psi *)
Setiap anak dilahirkan dari rahim
ibunya, bagaimanapun kondisinya adalah masterpiece. Karya Agug
Tuhannya. Allah tidak akan pernah membuat produk-produk yang gagal karena Allah
tidak pernah gagal. Anak adalah AMANAH Allah Swt,
dan kita sudah terpilih menjadi orang tuanya. Tugas kita sebenarnya, yaitu
menerima dengan ikhlas, mensyukurinya dan mendidiknya dengan berbagai cara. Bak
bintang, sampai
sinarnya menerangi dunia, atau minimal menjadi pelita untuk sepetak ruang yang
gelap di rumah kita.
Dan setiap
anak yang dilahirkan mempunyai fitrah
ilahiah, yaitu kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku
baik. Ibarat bangunan, fitrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang
berdiri diatasnya, mestinya adalah bangunan kebaikan dan jika terjadi
sebaliknya, pasti ada faktor penyebabnya. Dan seperti ungkapan salah satu
kalimat bijak, bahwa jika ingin menuai kebaikan tanamlah kebaikan. Sama juga
dengan anak anak kita, jika kita menginginkan anak kita nantinya menjadi anak
yang santun, sukses dan berbakti, maka sejak awal kita mengetahui bahwa kita
akan memiliki seorang anak maka kita harus membiasakan berbuat baik kepadanya. Ekspresi kasih sayang harus
selalu kita tunjukkan padanya.
Ekspresi kasih
sayang tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya hadiah atau reward tapi
ekspresi kita sebagai orang tua kepada anak yang mungkin tanpa biaya dapat
menjadi kesan yang mendalam bagi anak kita. Baik yang sifatnya verbal (doa,
kalimat pujian, kalimat penyemangat, dll) maupun yang sifatnya non verbal (senyum tulus, pelukan, ciuman,
dll)
Penelitian
yang dilakukan oleh Douglas Bloch yang mewawancarai dua kelompok, yakni
orang-orang yang sukses dan orang-orang yang tinggal di penjara, menunjukkan
adanya perbedaan besar sekali mengenai kata-kata yang dulu sering mereka dengar
dari orang tua mereka. Inilah kata-kata yang dulu sering didengar sebagian
besar orang yang di penjara : “Kamu memang anak sialan, lihat saja nanti,
hidupmu akan berakhir dipenjara!”. Sedangkan kata-kata yang dulu sering
didengar oleh kelompok orang-orang sukses bentuknya lebih pada kalimat
penghargaan : “ Lihat, betapa bagusnya kamu melakukan itu …”, “ Ibu yakin kamu
akan bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan”. Dan sejauh ini
tampak bahwa efek dari
kalimat kalimat negatif sangat dahsyat bagi kehidupan masa depan
anak. Kalimat–kalimat negatif akan meninggalkan kesan dan luka yang lama pada
diri seorang anak, bisa jadi malah kalimat tersebut akan terbawa dalam benaknya
sepanjang hidup.
Ketika Jodi
Foster menerima piala oscar sebagai aktris terbaik, dan memberikan sambutan,
yang menarik adalah ucapan terimakasihnya kepada ibunya. Ucapannya kira-kira
begini : “Saya ingin mengucapkan terimakasih saya yang tak terhingga kepada ibu
saya, yang sewaktu saya masih kecilbselalu mengatakan bahwa semua lukisan
tangan saya setara dengan Picasso, dan pada saat saya sedang dalam keadaan
sulit dia akan selalu bilang Jodi, kamu bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Dan kata-kata inilah yang selalu terngiang di benak saya, hingga
pada akhirnya saya yakin dan mampu menjadi seorang seniman sehebat Picasso.”
Kalimat-kalimat
positif yang diucapkan ibunda Jodi adalah kalimat discovering ability yang terus
menyelami kemampuan Jodi dan akan menumbuhkan konsep diri AKU BISA pada diri Jodi. Konsep diri
adalah semacam sistem operasi mental yang akan menghasilkan label diri setiap
anak, seperti diungkapkan oleh Adi W Gunawan
dalam Genius Learning Strategy. Anak
–anak yang sering menyebut dirinya “aku bisa, aku rajin dan sebutan lain yang
sejenis maka konsep diri anak itu diantaranya “aku bisa”, “aku cerdas” atau
“aku rajin”. Konsep diri akan
berbanding lurus dengan KEPERCAYAAN
DIRI,
semakin positif konsep diri anak, akan semakin kuat kepercayaan dirinya.
Sebaliknya, semakin negatif konsep diri anak, semakin runtuh kepercayaan
dirinya.
Kata-kata
yang kita ucapkan pada anak membawa pengaruh besar bagi hidupnya, karena tiap
kata atau kalimat yang kita sampaikan akan sekaligus membawa pesan tersirat
tentang dirinya berhubungan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Begitu si
anak menyimpan pesannya dalam batinnya maka lama kelamaanakan menjadi suatu
keyakinan dan pembenaran atas setiap kegagalan yang dilaminya. Bahkan
seringkali kata negatif yang telah terserap dalam alam bawah
sadarnya
tetap bekerja meskipun dia tidak menyadarinya. Namun berita baiknya adalah
pengaruh kalimat-kalimat negatif tersebut masih bisa dihapuskan melalui kalimat
positif.
Demi masa
depan anak-anak kita yang lebih baik, mulai hari ini juga mari kita biasakan
untuk selalu mengucapkan kalimat-kalimat positif pada anak-anak kita setiap
hari.
*) Disampaikan pada acara Parenting TKIT
Wildani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar