Rabu, 26 November 2014

Kekuatan Kalimat Positif



KEKUATAN  KALIMAT  POSITIF
Diyana Rochmawati, S.Psi *)


 Setiap anak dilahirkan dari rahim ibunya, bagaimanapun kondisinya adalah masterpiece. Karya Agug Tuhannya. Allah tidak akan pernah membuat produk-produk yang gagal karena Allah tidak pernah gagal. Anak adalah AMANAH Allah Swt, dan kita sudah terpilih menjadi orang tuanya. Tugas kita sebenarnya, yaitu menerima dengan ikhlas, mensyukurinya dan mendidiknya dengan berbagai cara. Bak bintang, sampai sinarnya menerangi dunia, atau minimal menjadi pelita untuk sepetak ruang yang gelap di rumah kita.

Dan setiap anak yang dilahirkan mempunyai fitrah ilahiah, yaitu kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku baik. Ibarat bangunan, fitrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang berdiri diatasnya, mestinya adalah bangunan kebaikan dan jika terjadi sebaliknya, pasti ada faktor penyebabnya. Dan seperti ungkapan salah satu kalimat bijak, bahwa jika ingin menuai kebaikan tanamlah kebaikan. Sama juga dengan anak anak kita, jika kita menginginkan anak kita nantinya menjadi anak yang santun, sukses dan berbakti, maka sejak awal kita mengetahui bahwa kita akan memiliki seorang anak maka kita harus membiasakan berbuat baik kepadanya. Ekspresi kasih sayang harus selalu kita tunjukkan padanya.

Ekspresi kasih sayang tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya hadiah atau reward tapi ekspresi kita sebagai orang tua kepada anak yang mungkin tanpa biaya dapat menjadi kesan yang mendalam bagi anak kita. Baik yang sifatnya verbal (doa, kalimat pujian, kalimat penyemangat, dll) maupun yang sifatnya non verbal (senyum tulus, pelukan, ciuman, dll)

Penelitian yang dilakukan oleh Douglas Bloch yang mewawancarai dua kelompok, yakni orang-orang yang sukses dan orang-orang yang tinggal di penjara, menunjukkan adanya perbedaan besar sekali mengenai kata-kata yang dulu sering mereka dengar dari orang tua mereka. Inilah kata-kata yang dulu sering didengar sebagian besar orang yang di penjara : “Kamu memang anak sialan, lihat saja nanti, hidupmu akan berakhir dipenjara!”. Sedangkan kata-kata yang dulu sering didengar oleh kelompok orang-orang sukses bentuknya lebih pada kalimat penghargaan : “ Lihat, betapa bagusnya kamu melakukan itu …”, “ Ibu yakin kamu akan bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan”. Dan sejauh ini tampak bahwa efek dari kalimat kalimat negatif sangat dahsyat bagi kehidupan masa depan anak. Kalimat–kalimat negatif akan meninggalkan kesan dan luka yang lama pada diri seorang anak, bisa jadi malah kalimat tersebut akan terbawa dalam benaknya sepanjang hidup.

Ketika Jodi Foster menerima piala oscar sebagai aktris terbaik, dan memberikan sambutan, yang menarik adalah ucapan terimakasihnya kepada ibunya. Ucapannya kira-kira begini : “Saya ingin mengucapkan terimakasih saya yang tak terhingga kepada ibu saya, yang sewaktu saya masih kecilbselalu mengatakan bahwa semua lukisan tangan saya setara dengan Picasso, dan pada saat saya sedang dalam keadaan sulit dia akan selalu bilang Jodi, kamu bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan kata-kata inilah yang selalu terngiang di benak saya, hingga pada akhirnya saya yakin dan mampu menjadi seorang seniman sehebat Picasso.”

Kalimat-kalimat positif yang diucapkan ibunda Jodi adalah kalimat discovering ability yang terus menyelami kemampuan Jodi dan akan menumbuhkan konsep diri AKU BISA pada diri Jodi. Konsep diri adalah semacam sistem operasi mental yang akan menghasilkan label diri setiap anak, seperti diungkapkan oleh Adi W Gunawan dalam Genius Learning Strategy. Anak –anak yang sering menyebut dirinya “aku bisa, aku rajin dan sebutan lain yang sejenis maka konsep diri anak itu diantaranya “aku bisa”, “aku cerdas” atau “aku rajin”. Konsep diri akan berbanding lurus dengan KEPERCAYAAN DIRI, semakin positif konsep diri anak, akan semakin kuat kepercayaan dirinya. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri anak, semakin runtuh kepercayaan dirinya.

Kata-kata yang kita ucapkan pada anak membawa pengaruh besar bagi hidupnya, karena tiap kata atau kalimat yang kita sampaikan akan sekaligus membawa pesan tersirat tentang dirinya berhubungan dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Begitu si anak menyimpan pesannya dalam batinnya maka lama kelamaanakan menjadi suatu keyakinan dan pembenaran atas setiap kegagalan yang dilaminya. Bahkan seringkali kata negatif yang telah terserap dalam alam bawah sadarnya tetap bekerja meskipun dia tidak menyadarinya. Namun berita baiknya adalah pengaruh kalimat-kalimat negatif tersebut masih bisa dihapuskan melalui kalimat positif.

Demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik, mulai hari ini juga mari kita biasakan untuk selalu mengucapkan kalimat-kalimat positif pada anak-anak kita setiap hari.

*) Disampaikan pada acara Parenting TKIT Wildani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar