Kemuliaan seorang wanita menurut Al-Qur’an

Kita mungkin pernah membaca atau mendengar cerita tentang sahabat Nabi yang
seorang pemberani, yang menerima julukan sebagai singa padang pasir yaitu
Sayyidina Umar Bin Khattab RA. Mendengar keberaniannya, kecerdikannya,
ketegasannya, keadilannya bahkan mungkin kelembutannya. Dan dibalik julukan
sayyidina Umar yang tegas dan berani serta keras, beliau juga memperlihatkan
sikap yang lembut dan tawadhu’ kepada istrinya.
Suatu waktu, seorang sahabat ingin mengeluhkan perilaku istrinya yang
”cerewet” kepada amirul mu’minin yang saat itu dijabat oleh sayyidina Umar.
Namun ketika sampai didepan pintu rumah Sayyidina Umar, sahabat tersebut
menyaksikan sang amir sedang diam dan mendengarkan dengan sabar sang istri yang
saat itu mungkin sedang berbicara panjang (mengomel). Sahabatpun terdiam dan
menanyakan kepada sang Amir, mengapa beliau hanya diam saja diperlakukan
istrinya seperti itu, padahal sang Amir terkenal sebagai sosok yang tegas dan
keras. Sayyidina Umar pun menjawab, ”aku tidak mungkin menganiaya istriku lagi
dengan hujatan atau ucapan keras sebab ia telah :
1. Memasakkan makananku
2. Membuatkan kue untukku dan anak-anakku
3. Mencucikan pakaianku
4. Mengasuh dan menyusui anak-anakku ”
Apa yang dapat kita simpulkan dari cerita diatas adalah bahwa sayyidina
Umar memuliakan istrinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait ”dapur, sumur
dan kasur”. Pekerjaan-pekerjaan yang mungkin saat ini dipandang remeh dan
melelahkan serta tidak mulia. Sesungguhnya wanita mulia dari
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Dalam Al Qur’an, QS Al Ahzab 33, Allah memerintahkan wanita (istri-istri
nabi) hendaklah tetap di rumah, taat kepada Allah dan rasul serta dengan di
rumah, Allah akan menghilangkan dosa-dosa kita.
Jelas bagi seorang wanita apalagi ibu, karir utama dan wajibnya adalah di
rumah, sebagai pelayan utuh untuk keluarganya serta pendidik bagi anak-anaknya.
Karir di luar akan menjadi sunnah jika memang sangat dibutuhkan untuk menopang
ekonomi keluarga. Namun dapat menjadi mubah ketika hanya ditujukan untuk
aktualisasi diri dan dapat menjadi haram ketika kita berkarir diluar banyak
bersentuhan dengan lawan jenis dan mengganggu stabilitas keluarga.
Wahai para wanita...jangan ragu berkarir di rumah. Sebagai istri dan ibu
bagi keluarga. Karena kemuliaan kita dihadapan Allah berada disana.
Ta’lim
pagi bersama Ust. Jun,150415
Tidak ada komentar:
Posting Komentar