Selasa, 14 April 2015

wanita mulia dimata Allah...



Kemuliaan seorang wanita menurut Al-Qur’an


Hasil gambar untuk gambar animasi ibu
Kita mungkin pernah membaca atau mendengar cerita tentang sahabat Nabi yang seorang pemberani, yang menerima julukan sebagai singa padang pasir yaitu Sayyidina Umar Bin Khattab RA. Mendengar keberaniannya, kecerdikannya, ketegasannya, keadilannya bahkan mungkin kelembutannya. Dan dibalik julukan sayyidina Umar yang tegas dan berani serta keras, beliau juga memperlihatkan sikap yang lembut dan tawadhu’ kepada istrinya.
Suatu waktu, seorang sahabat ingin mengeluhkan perilaku istrinya yang ”cerewet” kepada amirul mu’minin yang saat itu dijabat oleh sayyidina Umar. Namun ketika sampai didepan pintu rumah Sayyidina Umar, sahabat tersebut menyaksikan sang amir sedang diam dan mendengarkan dengan sabar sang istri yang saat itu mungkin sedang berbicara panjang (mengomel). Sahabatpun terdiam dan menanyakan kepada sang Amir, mengapa beliau hanya diam saja diperlakukan istrinya seperti itu, padahal sang Amir terkenal sebagai sosok yang tegas dan keras. Sayyidina Umar pun menjawab, ”aku tidak mungkin menganiaya istriku lagi dengan hujatan atau ucapan keras sebab ia telah :
1. Memasakkan makananku
2. Membuatkan kue untukku dan anak-anakku
3. Mencucikan pakaianku
4. Mengasuh dan menyusui anak-anakku ”
Apa yang dapat kita simpulkan dari cerita diatas adalah bahwa sayyidina Umar memuliakan istrinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait ”dapur, sumur dan kasur”. Pekerjaan-pekerjaan yang mungkin saat ini dipandang remeh dan melelahkan serta tidak mulia. Sesungguhnya wanita mulia dari pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Dalam Al Qur’an, QS Al Ahzab 33, Allah memerintahkan wanita (istri-istri nabi) hendaklah tetap di rumah, taat kepada Allah dan rasul serta dengan di rumah, Allah akan menghilangkan dosa-dosa kita.
Jelas bagi seorang wanita apalagi ibu, karir utama dan wajibnya adalah di rumah, sebagai pelayan utuh untuk keluarganya serta pendidik bagi anak-anaknya. Karir di luar akan menjadi sunnah jika memang sangat dibutuhkan untuk menopang ekonomi keluarga. Namun dapat menjadi mubah ketika hanya ditujukan untuk aktualisasi diri dan dapat menjadi haram ketika kita berkarir diluar banyak bersentuhan dengan lawan jenis dan mengganggu stabilitas keluarga.
Wahai para wanita...jangan ragu berkarir di rumah. Sebagai istri dan ibu bagi keluarga. Karena kemuliaan kita dihadapan Allah berada disana.

Ta’lim pagi bersama Ust. Jun,150415

Tidak ada komentar:

Posting Komentar