Question
and Answer
M E T O D E S A M P
L I N G
1. Apa yang dimaksud sampel dan
metode sampling ?
Sampel
adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi, sedangkan sampling adalah
proses seleksi dan pengambilan sebuah sampel dari populasinya (Zainuddin,
2011).
Metode sampling atau teknik sampling
merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian melalui
beberapa teknik (Sugiyono).
Dalam menentukan sampel harus
dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan beberapa syarat dan mempergunakan
teknik sampling yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam menentukan teknik
sampling hendaknya tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan dan ekonomis. Oleh
karena itu sebelum dilakukan penelitian harus melakukan survei terhadap
kemungkinan cara penentuan sampel. Dengan survey tersebut dapat diperoleh
informasi yang berharga untuk merancang dan menentukan jumlah sampel dan teknik
sampling yang tepat.
Pemilihan sampel perlu mengikuti
langkah-langkah yang sama, yaitu pengidentifikasian populasi, penentuan sampel
yang dikehaendaki dan pemilihan sampel.
2. Berapa
banyak metode sampling yang anda ketahui?
Teknik
sampling dibagi menjadi dua macam, yaitu probabilitas atau random sampling dan
non-probabillitas atau non-random sampling (Zainuddin, 2011).
Teknik
sampling probabilitas terdiri atas lima macam, antara lain:
a. Simple random sampling (acak
sederhana)
Sampling
ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria tertentu.
Pengambilan unit sampel dari sampling
frame dapat dilakukan dengan undian maupun dengan pertolongan bilangan
random.
b. Systematic random sampling (acak
sistematis)
Pada
sampling ini yang dipilih secara acaknya hanyalah nomor sampel urutan pertama,
kemudian nomer urutan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat
sebesar kelipatan angka sebesar N/n.
c. Stratified random sampling (acak
berlapis)
Sampling
ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam,
ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen.
c.1 Simple
stratified random sampling
Pada
sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata sama sehingga jumlah
sampel yang berasal dari setiap strata juga sama.
c.2 Proportional stratified random sampling
Pada
sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata tidak sama sehingga
jumlah sampel yang berasal dari setiap strata juga tidak sama.
d. Cluster atau area random sampling (acak kelompok atau
acak area)
Sampling
ini digunakan jika populasi heterogen, dimana ciri-ciri unit populasi tidak
serbasama (tidak homogen), dan terdiri dari kelompok-kelompok. Heterogenitas
dalam cluster atau area sama dengan heterogenitas populasinya.
e. Multistage atau double random sampling (acak bertahap
atau acak ganda). Sampling ini digunakan pada populasi yang sangat kompleks
terdiri atas unit populasi yang terdiri dari beberapa strata dan berada dalam
clusters atau areas yang heterogen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel
yang semaksimal mungkin mewakili semua ciri-ciri yang ada dalam populasinya.
|
Simple random sampling
|
Stratified random sampling
|
Cluster random sampling
|
Multistage random sampling
|
Systematic random sampling
|
Karakteristik
|
Populasi homogen, nomor urut
|
Populasi heterogen
|
Populasi heterogen dan
dilakukan dua kali randomisasi.
|
Populasi kompleks
|
Sampel urutan pertama dipilih
secara acak. Sedangkan sampel kedua dan seterusnya ditentukan secara
sistematik dengan meloncat sebesar kelipatan N/n.
|
Kelebihan
|
Pelaksanaan mudah
|
Pelaksanaan mudah dan adanya
stratifikasi da[at meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi.
|
Penyebaran unit populasi dapat
dihindari.
|
Mendapatkan sampel yang
maksimal dan benar-benar mewakili dari ciri-ciri populasi.
|
|
Kelemahan
|
Letak populasi jauh dan
menyebar
|
Letak populasi dapat jauh
|
Sulit diperoleh suatu cluster
dengan heterogenitas yang benar-benar sama.
|
|
|
Teknik non probabilitas terdiri atas beberapa macam
sampling sebagai berikut:
a. Acceidental/Convenient
sampling
Sampling secara kebetulan pada
subjek yang ditemui atau mudah ditemui
b. Purposive
judgment sampling
Sampling yang dipilih atau ditetapkan
berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian.
c. Snowball sampling (mirip M-lm)
Neuman
(2007) juga membagi teknik sampling menjadi dua macam, yaitu:
1. Tipe
sampel non probabilitas
a. Haphazard
Mendapatkan setiap kasus
dengan cara yang telah disepakati.
b. Kuota
Mendapatkan
nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori yang telah
ditentukan yang akan mencerminkan keragaman populasi, menggunakan metode
haphazard.
c. Purposive
Mendapatkan
semua kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu, dengan menggunakan
berbagai macam metode.
d. Snowball
Mendapatkan
kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan
dari kasus tersebut, dan seterusnya.
e. Case Deviant
Mendapatkan kasus yang secara substansial berbeda dari
pola yang dominan (khusus jenis sampel purposive).
f. Sequential
Mendapatkan kasus hingga tidak ada tambahan formasi atau
karakteristik baru (sering digunakan dengan metode pengambilan sampel lainnya).
2. Tipe sampel probabilitas.
a. Simple Random
Membuat
kerangka sampling untuk semua kasus, kemudian pilih kasus menggunakan proses
sepenuhnya acak (misalnya, acak-nomor meja atau program komputer).
b. Stratified
Membuat
kerangka sampling untuk masing-masing beberapa kategori kasus, mengambil sampel
acak dari masing-masing kategori, kemudian menggabungkan beberapa sampel.
c. Sistematis
Membuat
kerangka sampling, menghitung sampling interval 1/k, memilih tempat mulai
secara acak, kemudian mengambil setiap 1/k dari kasus.
d. Cluster
Membuat
kerangka sampling untuk unit cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak
dari unit cluster, membuat kerangka sampling untuk kasus-kasus dalam setiap
unit klaster yang dipilih, kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus,
dan seterusnya.
Menurut literatur lain, metode
sampling dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu probability sampling,
purposive sampling, convenience sampling, dan mixed method sampling dengan
penjelasan masing-masing sebagai berikut:
a.
Teknik probability sampling
seringkali digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu dengan cara memilih
jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau dari suatu
sub-kelompok yang spesifik (strata) dari suatu populasi, secara acak dimana
penggabungan dari tiap anggota populasi dapat ditentukan (Tashakkori &
Teddlie, 2003 dalam Teddlie & Yu, 2007).
b. Teknik
purposive sampling (sampel bertujuan), biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif, yaitu ditentukan dengan cara pemilihan unit terlebih dahulu (misal
individual, kelompok individu, atau institusi) didasarkan pada tujuan spesifik
terkait dengan jeawaban dari pertanyaan penelitian.
c.
Convenience sampling melibatkan
penggambaran sampel yang baik dan mudah diakses serta bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian, baik yang dipilih (captive) maupun relawan
(volunteer).
d. Mixed
method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan unit atau kasus
penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk meningkatkan validitas
eksternal serta strategi sampling bertujuan untuk meningkatkan
transferabilitas.
3.
Mengapa
metode sampling sangat diperlukan?
Dalam suatu penelitian, metode sampling menjadi salah
satu aspek yang penting dan diperlukan, karena akan menentukan validitas
eksternal dari hasil penelitian, dalam arti menentukan seberapa luas atau
sejauhmana keberlakuan atau generalisasi kesimpulan hasil penelitian. Dengan demikian, kualitas sampling akan menentukan
kualitas kesimpulan suatu penelitian. Oleh karena itu, setiap kelemahan dalam
metode sampling akan menyebabkan kelemahan kesimpulan, kelemahan ramalan atau
dalam tindakan yang mendasarkan pada hasil penelitian tersebut (Zainuddin,
2011).
4. Kapan
metode sampling tidak diperlukan?
Pada hakekatnya sebagai seorang
peneliti kita perlu menerapkan metode sampling untuk mendapatkan sample yang
tepat untuk mewakili populasi penelitian. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
kita tidak memerlukan metode sampling ketika dihadapkan dalam kondisi sebagai
berikut:
a.
Anggaran penelitian yang sangat
besar sehingga memungkinkan untuk mengambil data dari semua populasi. Dalam hal
ini menggunakan pendekatan sensus atau menggunakan seluruh anggota populasi
dalam penelitian.
b. Saat
populasi penelitian hanya sedikit atau lingkup penelitian yang sempit sehingga
memungkinkan bagi penelitian untuk mengambil data dari keseluruhan populasi.
5. Seberapa
banyak manfaat menggunakan metode sampling?
Keuntungan
yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain (Zainuddin,
2011):
- Dari segi biaya akan menjadi lebih murah
- Dari
segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date
- Dari
segi tenaga akan lebih hemat
- Variabel
yang diteliti dapat lebih
banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta ketepatan informasi akan
lebih baik
- Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari
subjek atau objek penelitian, tetapi hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut
Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai berikut :
- Dapat menghindari kerugian, jika dalam
pengumpulan data objek penelitian harus “dirusak”.
b.
Kesimpulan umum (tentang
populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c.
Tingkat kesalahan pada
kesimpulan umum dapat diperhitungkan,
yaitu melalui penghitungan sampling error.
d.
Validitas informasi atau
validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat dilakukan kontrol
terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.
6. Mengapa pendekatan sampling lebih
baik dibandingkan dengan pendekatan sensus atau seluruh populasi?
a.
Jika
pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka penggunaan
data dari sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi tetap dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b.
Jika
populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya
c.
Jika
observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika digunakan
sensus akan sangat merugikan.
d.
Jika
populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil atau
tidak mungkin untuk dilakukan.
e.
Jika ada
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan sampling
lebih baik.
f.
Jika
diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel tertentu,
maka pendekatan sampling lebih efektif.
g.
Jika
menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan diperdalam
oleh karena jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan
demikian informasi penelitian yang diperoleh akan lebih tepat dan teliti
(Zainuddin, 2011).
7. Bagaimana
langkah-langkah dalam melakukan sampling?
Langkah-langkah
atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan sampling adalah sebagai
berikut (Zainuddin, 2011):
a.
menetapkan
populasi penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
b. menentukan
variabel-variabel yang akan diamati dan diukur
c.
menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang
akan digunakan
d. menentukan
teknik sampling yang relevan dengan tujuan penelitian
e.
menentukan jumlah sampel yang akan digunakan
f.
menyesuaikan dan mempertimbangkan biaya yang
harus disediakan
8.
Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterwakilan atau representativitas
suatu sampel terhadap populasinya?
a. Teknik sampling yang digunakan
Teknik sampling yang dapat menjamin keterwakilan
yang lebih tinggi adalah random sampling atau probabilitas sampling.
b. Jumlah sampel yang digunakan
Untuk jumlah sampel berlaku prinsip bahwa makin
banyak sampel maka makin representatif.
c. Kejelasan kriteria unit sampel yang
digunakan
Kejelasan kriteria unit populasi penelitian,
baik inclusion criterion maupun exclusion criterion sangat erat
hubungannya dengan variasi antarunit populasi. Makin ketat kriteria unit ppulasi akan meningkatkan
validitas internal, tetapi akan menurunkan validitas eksternal. Sebaliknya,
makin longgar kriteria unit populasinya, akan meningkatkan validitas eksternal,
tetapi akan menurunkan validitas internal.
d. Variasi
antarunit populasi penelitian
Faktor ini merupakan faktor
yang sudah “given”, atau begitu
adanya, sehingga tidak dapat dikendalikan (Zainuddin, 2011).
9. Jelaskan perbedaan antara random sampling dan
non-random sampling?
Random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
a. Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau
probabilitas yang sama untuk menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit
populasi untuk terpilih sebagai unit sampel adalah sama, tidak = 0 dan atau
tidak = 1.
b. Random
sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.
c. Jika
menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan tingkat
validitas generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian
adalah untuk melakukan generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah
random sampling.
Non-random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
e. Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual
populasi untuk menjadi sampel tidak sama. Dengan demikian, ada unit
populasi yang nilai probabilitasnya untuk terpilih menjadi unit sampel adalah =
0 atau = 1.
f. Jika
pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan statistika
inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.
g. Jika
menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap
populasinya, maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata
lain, generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang digunakan saja.
10. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?
Banyaknya sampel tergantung pada jenis
analisis data yang direncanakan oleh peneliti, yaitu pada seberapa akurat
sampel harus menjadi tujuan penelitian dan karakteristik populasi. Seperti yang
kita tahu, bahwa ukuran sampel yang besar saja tidak menjamin sampel dapat
representatif. Sebuah sampel besar tanpa random sampling akan memiliki
representative yang kurang dibandingkan dengan yang memiliki sampel kecil
dengan random sampling. Penentuan sampel didasarkan pada dua hal yaitu pertama,
dengan membuat asumsi tentang populasi dan menggunakan persamaan statistik
tentang proses random sampling. Peneliti ini harus membuat asumsi tentang
tingkat kepercayaan (atau jumlah kesalahan) yang diterima dan tingkat variasi
dalam populasi. Metode kedua adalah yang paling sering digunakan yaitu dengan
petunjuk praktis tentang jumlah konvensional atau yang biasa diterima. Para
peneliti menggunakannya karena mereka jarang memiliki informasi yang dibutuhkan
oleh metode statistik dan karena memberikan ukuran sampel dekat dengan
orang-orang dari metode statistik.
Menurut Zainuddin (2011) Terdapat dua pendekatan yang
dapat digunakan dalam penentuan jumlah sampel (n),
a. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris atau intuisional menggunakan analogi
dengan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, misalnya tujuan
penelitian untuk survey di bidang kesehatan menggunakan teknik kuisioner di
tingkat provinsi dengan jumlah penduduk di atas 10 juta, maka menggunakan
jumlah sampel sekitar 20.000 – 90.000 respinden.
b. Pendekatan analitis
Pendekatan
ini juga dikenal sebagai metode estimasi atau prakiraan menggunakan pendekatan
perhitungan secara statistik. Sebelum melakukan perhitungan statistik tersebut,
peneliti perlu menentukan parameter apa yang akan diteliti, berapa tingkat
kesalahan yang dinyatakan dalam bentuk harga alfa dan beta yang akan digunakan,
serta berapa besarnya batas toleransi penyimpangan terhadap harga parameter (d)
yang mempunyai arti dalam keperluan praktis atau klinis. Ciri-ciri dari
pendekatan ini antara lain: (1) jumlah sampel hanya perkiraan/estimasi, (2) tergantung
pada batas toleransi kesalahan dan derajat kepercayaan yang digunakan, (3) dapat
diperoleh dari tabel atau dihitung dengan rumus, (4) rumus atau tabel yang
dipakai ditentukan oleh skala variabel tergantung (nominal/rasio) dan sifat
populasinya (finit/infinit), (5) melalui dialog antara peneliti dengan statistik,
serta (6) perlu memahami “bahasa” statistik tertentu.
Keputusan peneliti tentang ukuran sampel
yang baik tergantung pada tiga hal, yaitu : (1) tingkat akurasi yang
diperlukan, (2) tingkat variabilitas atau keragaman dalam populasi, dan (3)
jumlah variabel yang berbeda diteliti secara bersamaan dalam analisis data.
11. Bilamana generalisasi dikatakan valid?
Generalisasi
akan dikatakan valid jika target populasi sama dengan sampled population. Selain itu, populasi yang akan diberlakukan
suatu kesimpulan merupakan populasi dimana sampel diambil. Jika tidak demikian,
maka kesimpulan akan menjadi bias (Zainuddin, 2011).
12. Bagaimana perbedaan metode sampling dalam
pendekatan kuantitatif dan kualitatif?
Peneliti
kualitatif dan kuantitatif memiliki pendekatan sampling yang berbeda. Sebagian
besar metode sampling digunakan oleh peneliti
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan utamanya untuk mendapatkan
sampel yang representatif, atau sekumpulan kecil unit atau kasus dari kumpulan
yang jauh lebih besar atau populasi, sehingga peneliti bisa mempelajari
kelompok yang lebih kecil dan menghasilkan generalisasi akurat tentang kelompok
yang lebih besar. Peneliti tersebut cenderung menggunakan sampling berdasarkan
teori probabilitas dari matematika (disebut probability
sampling). Para peneliti menggunakan probabilitas atau random sampling,
karena menghemat waktu dan biaya, serta lebih akurat. Selain itu, probability sampling lebih disukai oleh
para peneliti kuantitatif karena menghasilkan sampel yang mewakili populasi dan
memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik statistik yang kuat.
Peneliti kualitatif
fokus pada keterwakilan sampel atau teknik yang detail untuk menggambar sampel
probabilitas. Mereka fokus pada bagaimana sampel atau sekumpulan kecil kasus,
unit, atau kegiatan menggambarkan fitur kunci dari kehidupan sosial. Tujuan
dari pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan kasus, peristiwa, atau
tindakan yang memperjelas dan memperdalam pemahaman. Perhatian peneliti
kualitatif adalah untuk menemukan kasus yang akan meningkatkan apa yang para
peneliti pelajari mengenai proses kehidupan sosial dalam konteks tertentu.
Peneliti kualitatif memilih kasus secara bertahap, dengan konten kasus spesifik
yang menentukan apakah kasus tersebut dipilih. Untuk alasan ini,
peneliti kualitatif cenderung untuk menggunakan tipe sampel non-probabilitas
(Neuman, 2007).
13. Mengapa sampling harus secara random?
Bidang
matematika terapan atau yang disebut teori probabilitas bergantung pada proses
acak. Kata acak dalam matematika mengacu
pada proses yang menghasilkan hasil matematis secara acak; yaitu, seleksi.
Dalam proses acak yang benar, setiap elemen memiliki probabilitas yang sama
untuk terpilih. Sampel acak yang paling mungkin untuk menghasilkan sampel yang
benar-benar mewakili populasi. Selain itu, random sampling memungkinkan
peneliti menghitung hubungan statistik antara sampel dan populasi, yaitu ukuran
sampling error.
14. Apakah dalam penelitian
kualitatif terdapat metode sampling?
Dalam penelitian kualitatif ada
metode sampling juga. Terdapat dua metode sampling yaitu :
·
CRITERION-BASED
or PURPOSIVE SAMPLING : subyek penelitian dipilih
berdasarkan karakteristik dan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian (symbolic representation).
·
THEORETICAL
SAMPLING : subyek penelitian dipilih sesuai berdasarkan
konsep teori yang digunakan dan diasumsikan memiliki kontribusi dalam
pengembangan suatu teori.
15. Pada populasi yang bagaimana metode sampling dapat
diterapkan?
Pada populasi yang menjadi setting dari kasus yang hendak
diteliti. Sebagai contoh; jika kita ingin meneliti tentang sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas
perpustakaan maka populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh mahasiswa di
kampus Psikologi. Jadi, populasi yang dituju bukanlah seluruh mahasiswa tetapi
spesifik pada mahasiswa kampus Psikologi.
16.
Bagaimana hubungan antara question research dengan metode sampling?
Question research atau pertanyaan penelitian menunjukkan
fokus dari penelitian atau riset yang akan dilakukan. Dari rumusan masalah
tersebut dapat diketahui sasaran populasi penelitian tersebut. Contoh rumusan
masalah penelitian: Sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan
petugas perpustakaan. Dari kalimat tersebut maka diketahui bahwa populasi
penelitian adalah mahasiswa kampus Psikologi. Rumusan masalah juga menjadi
acuan metode sampling. Jika populasi yang diharapkan adalah mahasiswa kampus
Psikologi, maka peneliti perlu menentukan metode penelitian, misalkan metode
sensus atau kah metode survey. Apabila kita memilih metode sensus, maka metode
sampling yang digunakan bisa nonprobability
sampling yaitu, setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sample, atau juga bisa mengggunakan tipe probability sampling dimana ada karakteristik yang diminta oleh
peneliti dalam menentukan sample. Pemilihan metode sampling bergantung kepada
tujuan dari penelitian tersebut.
17.
Bagaimana metode sampling digunakan pada riset yang menggunakan studi kasus?
Studi kasus merupakan penelitian yang melakukan deskripsi
dan analisis dari subjek tunggal. Pemilihan subjek penelitian dilakukan
berdasarkan pendekatan Purposive sampling
ataupun Criterion based sampling.
18. Kapan metode sampling diperlukan?
Metode sampling diperlukan
ketika seorang peneliti ingin mendapatkan data yang representatif.
Representatif disini dimaksudkan mampu mewakili populasi keseluruhan yang ingin
di teliti. Diharapkan dengan menggunakan sampel yang representatif, kesimpulan
penelitian yang dilakukan akan akurat ketika dilakukan generalisasi dalam
populasi penelitian. (Neuman,2007)
19. Bagaimana ciri-ciri dari
metode sampling yang tepat?
Metode sampling yang tepat
menurut Neuman (2007) dapat dilihat dari kemampuan suatu metode sampling untuk
mengakomodir hal hal berikut ini:
a.
Mampu menghemat waktu dan biaya
b.
Mampu mendapatkan sample yang
akurat atau dengan kata lain memperoleh sample yang dapat mewakili populasi.
20. Bagaimana langkah-langkah
yang diperlukan untuk menentukan metode sampling?
a.
Mendefinisikan karakteristik
populasi yang ingin diteliti
b.
Menentukan kerangka sampling (sampling frame), kumpulan (set) item atau kejadian yang mungkin
diukur.
c.
Menentukan metode sampling
untuk memilih aitem atau kejadian dari kerangka sampling.
d.
Menghitung ukuran sample
e.
Melaksanakan sampling
berdasarkan perencanaan yang dibuat
f.
Pengambilan sampling dan data
g.
Mereview proses sampling
21. Mengapa metode sampling harus dapat
menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada?
Metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang
digunakan mewakili populasi yang ada, karena diharapkan generalisasi hasil
penelitian dapat valid untuk populasi yang ada. Generalisasi akan valid (sahih,
tepat) jika target populasi sama dengan sampel populasi. Maka sampel yang
digunakan haruslah mewakili populasi yang ada.
22. Apa saja konsep-konsep kunci untuk
menggunakan metode sampling?
Konsep-konsep
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode sampling adalah :
-
Kepada siapa kita akan
menggeneralisasikan hasil penelitian?
-
Populasi apa yang dapat
kita akses?
-
Bagaimana cara mengakses
populasi tersebut?
-
Siapa saja yang terlibat
dalam penelitian ini?
-
Teori populasi
-
Studi populasi
-
Kerangka metode sampling
-
Sampel
23. Apakah yang dimaksud dengan ‘sampling
errors’?
Sampling
errors atau kesalahan-kesalahan metode sampling didefinisikan
sebagai kesalahan yang dihasilkan dari mengambil satu sampel saja dengan tidak
memperhatikan seluruh populasi. Sampel dianggap Undercoverage yaitu tidak mengkafer (mewakili) atau tidak terlalu
memberikan respon (nonresponse) yang
mewakili populasi serta adanya kecerobohan dalam pengumpulan data. Undercoverage (tidak mewakili) adalah memilah
sebuah sampel yang tidak terlalu luas. Kesalahannya adalah informasi yang
didapatkan dari sampel tersebut tidak mewakili populasi dan tidak dapat
digeneralisasikan pada populasi yang ada. Kecilnya jumlah sampel dapat
menyebabkan bias konservatif pada aplikasi statistik yang menyebabkan H-0 tidak
ditolak. Nonresponse adalah kondisi
kesalahan dikarenakan adanya salah seorang anggota populasi yang sudah
ditetapkan menjadi sampel tidak memberikan respon jawaban yang seharusnya
(lengkap) pada kuisioneratau perlakuan yang diterapkan pada sampel. Sedangkan
kesalahan non sampling terjadi
dikarenakan kurang tepatnya menentukan target dan studi populasi serta
kesalahan yang terjadi pada desain survey dan pengukurannya
24. Bagaimana cara mereduksi ‘sampling errors’?
Cara
untuk mereduksi kesalahan dalam sampling (sampling
errors’) adalah peneliti harus memperhatikan untuk meningkatkan jumlah
sampel dan meningkatkan homogenitas elemen-elemen yang digunakan sebagai sampel
25. Apa tujuan sebuah
penelitian meenggunakan probabilitas atau random sampling ?
Penelitian memiliki dua tujuan
dalam menggunakan probabilitas atau random sampling, yaitu : motivasi pertama
adalah menghemat waktu dan biaya. Jika dilakukan dengan benar, hasil dari
sampel dapat menghasilkan 1/1000 biaya dan waktu. Tujuan kedua probability
sampling adalah akurasi. Hasil yang dirancang dengan baik dan hati-hati
dilakukan probabilitas sampel akan menghasilkan hasil yang sama jika tidak
lebih akurat daripada mencoba untuk menjangkau setiap orang di seluruh
populasi.
26. Apa yang dimaksud dengan
hidden populasi?
Hidden populasi adalah populasi
yang berbeda dengan sampel pada populasi umum atau orang-orang yang terlihat
dan dapat diakses dengan mudah. Pengambilan sampel pada hidden populasi
(orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersembunyi) adalah isu yang berulang
pada penelitian perilaku yang menyimpang. Hal ini menggambarkan penerapan yang
kreatif dalam prinsip pengambilan sampel, pencampuran gaya penelitian
kualitatif dan kuantitatif, dan
seringnya menggunakan teknik non probability. Contoh hidden populasi adalah
pengguna ilegal narkoba, pelacur, homoseksual, orang dengan HIV / AIDS,
tunawisma, dan lain-lain.
27. Apa yang dimaksud
dengan mixed method sampling?
Mixed method sampling adalah
penggabungan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang diajukan oleh desain penelitian metode campuran (Teddlie &
Yu dalam Sagepub).
28. Apa yang dimaksud
dengan teknik pengambilan sampel bertujuan?
Teknik pengambilan sampel bertujuan
(purposive method sampling) yaitu
teknik pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan unit/ permasalahan tertentu
(didasarkan pada tujuan spesifik) (Teddlie & Yu, 2007).
29. Sebutkan
strategi-strategi spesifik dari teknik pengambilan sampel bertujuan!
Teddlie & Yu, (2007)
menyampaikan teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representative
dan bisa diperbandingkan.
·
Teknik pengambilan sampel yang
istimewa/dari kasus yang unik.
·
Teknik pengambilan sampel yang
berurutan
·
Teknik pengambilan sampel yang
menggunakan teknik multiple purposive.
30. Sebutkan tipologi
dari strategi pengambilan sampel bertujuan (Teddlie & Yu, 2007)!
·
Teknik pengambilan sampel untuk
mencapai hasil yang representative dan bisa diperbandingkanà dengan
kasus yang khas/khusus; dengan kasus yang menyimpang/ekstrim; memiliki
intensitas; memiliki variasi yang maksimum; sampel yang homogeny; memiliki
reputasi kasus.
·
Teknik pengambilan sampel yang
istimewa/dari kasus yang unikà
kasus penyataan; kasus-kasus kritis; mengenai kasus politis penting; koleksi
lengkap atau criterion sampling.
·
Teknik pengambilan sampel yang
berurutanà
bersifat teoritis atau disebut juga pengambilan sampel berdasarkan teori; kasus
yang mengkonfirmasi maupun tidak; pengambilan sampel oportunis (sampel yang bermunculan);
teknik bola salju (pengambilan sampel berantai)
·
Teknik pengambilan sampel yang
menggunakan kombinasi dari teknik
bertujuan
31. Apa karakteristik
dari strategi pengambilan sampel dengan metode penggabungan (Mixed Method)?
strategi pengambilan sampel dengan metode
penggabungan merupakan kombinasi dari
teknik pengambilan sampel probabilitas secara kuantitatif serta teknik
pengambilan sampel bertujuan secara kualitatif (Teddlie & Yu, 2007).
32. Apakah yang
dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode campuran dasar?
Pengambilan sampel dengan
menggunakan metode campuran dasar disebut juga sebagai teknik pengambilan
sampel secara bertingkat dan bertujuan, dimana peneliti awalnya membagi
kelompok kedalam strata (misal, siswa diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah
rata-rata) dan kemudian memilih sejumlah kecil kasus untuk mempelajari secara
intensif dalam tiap strata berdasarkan teknik pengambilan sampel bertujuan
(purposive sampling techniques) atau yang disebut Patton (2002) sebagai “sampel
dalam sampel” (Teddlie & Yu, 2007).
33. Apa perbedaan dari
teknik pengambilan sampel multilevel mixed method dengan concurrent mixed
method dalam penelitian?
Teknik pengambilan sampel
dengan metode campuran yang bersamaan (concurrent) memerlukan setidaknya dua
hal dan 98 jurnal penelitian metode campuran yang berfokus pada hanya satu
tingkat atau unit analisis, sedangkan pengambilan sampel dengan metode campuran
yang multilevel dapat digunakan dalam satu studi dan membutuhkan setidaknya dua
tingkat atau unit analisis (Teddlie & Yu, 2007).
34. Sebutkan tipologi
dari strategi pengambilan sampel dengan metode campuran!
Strategi metode campuran dasar
:
·
pengambilan sampel dengan
metode campuran berurutan
·
pengambilan sampel dengan
metode campuran secara bersamaan
·
pengambilan sampel dengan
metode campuran bertingkat
·
pengambilan sampel dengan
metode campuran berkelipatan
35. Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode
campuran berurutan?
Teknik pengambilan sampel yang
melibatkan pemilihan unit analisis melalui penggunaan simultan dari teknik
pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel bertujuan secara
bersamaan dan dalam waktu yang sama (Teddlie & Yu, 2007).
36.
Jelaskan perbedaan prosedur sampling
multi-tahap dan prosedur sampling satu-tahap?
Prosedur sampling multi-tahap atau clustering sampling adalah prosedur
sampling yang ideal ketika peneliti merasa tidak mungkin mengumpilkan daftar
semua elemen yang membentuk populasi (Babbie (2007) dalam Creswell,2012)
Prosedur sampling satu-tahap merupakan prosedur
sampling yang di dalamnya peneliti sudah memiliki akses atas nama-nama dalam
populasi dan dapat mensampling sejumlah individu (atau elemen-elemen) secara
langsung (Creswell, 2012).
37. Jelaskan perbedaan proses
pemilihan individu dengan proses random sample dan systematic sample atau non
probability sample?
Random
sample atau sampel acak adalah proses pemilihan
individu sebagai sampel yang dilakukan secara acak dengan syarat seriap
individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.
Non
probability sample adalah proses pemilihan individu sebagai
sample dengan tujuan tertentu di mana di dalamnya para responden/individu
dipilih berdasarkan kemudahan (convenience) dan ketersediaannya (Babbie (1990)
dalam Creswell,2012)
38. Apa arti stratifikasi dalam
proses pengambilan sampel?
Stratifikasi
berarti karatkteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang
dipilih (seperti jenis kelamin, laki-laki dan perempuan) direpresentasikan
dalam sampel agar sampel ini nantinya dapat merefleksikan proporsi yang tepat
dalam populasi sesuai dengan karakteristik karakteristiknya masing-masing
(Fowler (2002) dalam Creswell, 2012)
39. Jelaskan bagaimana prosedur pemgambilan
sample? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing prosedur tersebut?
Ada
5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitusebagai berikut:
a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses
pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih
sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang
dikenal yaitu:
·
Bila jumlah populasi sedikit,
bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
·
Tetapi bila populasinya besar,
perlu digunakan label "Random
Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
Misalnya
populasi berjumlah 300 (N=300).
·
tentukan nomor setiap unit
populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
·
tentukan
besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
·
tentukan
skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama
dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana
yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan
angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243,
101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada
lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya,
dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu,
karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : Prosedur
estimasi mudah dan sederhana
Kerugian :
§
Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
§
Sampel
mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.
b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling).
Proses
pengambilan sampel, setiap urutan ke “K” dari titik awal yangdipilih secara
random, dimana:
-
K= N/n
-
N adalah
jumlah anggota populasi
-
n adalah
jumlah anggota sampel
-
Misalnya,
setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai
sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
-
Cara ini
dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan
:
-
Perencanan
dan penggunaanya mudah.
-
Sampel
tersebar di daerah populasi.
Kerugian : Membutuhkan daftar populasi
c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling).
Populasi
dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan
dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara
systematic random sampling. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap
kelompok.
Keuntungan
:
-
Tidak
memerlukan daftar populasi.
-
Biaya transportasi kurang
Kerugian :
Prosudur estimasi sulit.
d. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling). Proses
pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.
Misalnya: provinsi à
kabupaten à
Kecamatan à
desa à
Lingkungan à
KK. Cara ini dipergunakan bila:
· Populasinya
cukup homogen
· Jumlah
populasi sangat besar
·
Populasi
menempati daerah yang sangat luas
· Biaya
penelitian kecil
Keuntungan : Biaya transportasi kurang
Kerugian :
-
Prosedur
estimasi sulit
-
Prosedur pengambilan sampel memerlukan
perencanaan yang lebih cermat
40. Jelaskan perbedaan jenis
sample non-probability? Dan sebutkan pengertian dari masing-masing jenis
tersebut!
Non
probability smple merupakan proses pemilihan sample yang tidak menghiraukan
prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang
diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini
dipergunakan :
a. Bila
biaya sangat sedikit
b. Hasilnya
diminta segera,
c. Tidak
memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Cara-cara
yang dikenal adalah sebagai berikut :
·
Sampel Dengan Maksud (Purposive
Samping). Pengambilan sampel dilakukan hanya atas
dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki
telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
·
Sampel
Tanpa Sengaja (Accidental Sampling). Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa
direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak
berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi
keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.
·
Sampel Berjatah (Quota
Sampling). Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan
lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan
perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana
penelitian akan dilakukan.
41. Siapa yang mempelajari
tentang sampling?
Peneliti,
mahasiswa statistik dan kuantitatif.
Tokoh
yang memperkenalkan :
a. Roscoe (1975)
b. Slovin
c. Jacob Cohen
d. Isaac dan Michae
42. Kemana arah metode
sampling?
Tujuan sampling adalah menggunakan
sebagian obyaek penelitian yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi
tentang populasi.Yang dimaksud populasi adalah kelompok dimana seseorang
peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan
(digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu
karakteristik yang membedakan keloimpok lainnya
43. Mengapa perlu metode
sampling?
Metode
sampling diperlukan agar :
a.
Biaya penelitian lebih murah.
b.
Waktu penelitian lebih cepat,
sehingga hasilnya up to date.
c.
Tenaga peneliti lebih hemat.
d.
Variabel yang diteliti dapat
lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta ketepatan informasi akan
lebih baik.
e.
Walaupun hanya menggunakan
sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi hasil penelitian secara
ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
f.
Dapat menghindari kerugian,
jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus “dirusak”.
44. Pada saat kapan teknik sampling
yang digunakan menghasilkan generalisasi yang rendah?
Apabila jumlah tidak memadai dan ciri-ciri populasi tidak
dipenuhi secara ketat meskipun pengambilan sampel dilakukan secara random. Dan apabila jumlah sampel sangat besar
ciri-ciri populasi dipenuhi namun pengambilan sampel tidak dilakukan secara
random. Sehingga untuk menghasilkan generalisasi yang baik ketiga faktor
tersebut harus terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E (1990). Survey Research Methods (2nd
ed). Belmont, CA:Wadsworth/Thomson
Babbie, E (2007). The Pratice of Social Research (11th
ed). Belmont, CA:Wadsworth/Thomson
Creswell, John W (2012). Reseach Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Fowler, EJ (2002). Survey Research Methods (3rd ed).
Thousand Oaks, CA: Sage
Hartanto, R., (2003). Modul
Metodologi Penelitian. Semarang: Universitas Diponegoro
Neuman, W. L. (2007). Basic of social research: Qualitative and
quantitative qpproaches, second edition. Pearson Education, Inc.
Teddlie,
C. & Yu, F. 2007. Mixed Methods Sampling: A Typology With Examples. Journal of Mixed Method Research, 2007;
1; 77. Sage Publication.
Weiner,
Irving. (2003). Handbook of Psychology Vol.02: Research Methods in Psychology.
John Wiley & Son Inc: New Jersey
Zainuddin, M. (2011). Metodologi penelitian kefarmasian dan
kesehatan. Surabaya: Airlangga University
Press. \
PEMBIMBING :
Dr. Cholicul Hadi, M. Si
PENYUSUN :
Rosita Permatasari,
1114141520, sita_rosita@yahoo.co.id, blog