Minggu, 14 Agustus 2016

“Hijrahku Mengenal Aku”
( sesi sharing bersama Mbak Peggy Melati Sukma)




Alhamdulillah sore ini berkesempatan menghadiri suatu pertemuan yang dihadiri oleh mbak Peggy Melati  Sukma. Awalnya bertanya-tanya, apa yang akan beliau sampaikan. Namun setelah mendengarkan ulasan beliau, cerita pengalaman beliau, masyaAllah setiap yang disampaikan sarat makna.
Awalnya beliau mengajak kita mengingat peristiwa hijrah Rasulullah Muhammad SAW. Peristiwa itu sarat akan ibrah, dimana Rasulullah sendiri menampakkan kepedihannya meninggalkan kota Makkah yang dicintainya, berjuang melawan ketakutan, menyusun strategi untuk dapat lolos dan meneguhkan diri, menguatkan keimanan pada perintah Allah SWT. Proses hijrah yang dialami Rasul mencontohkan pada kita, bahwa hijrah membutuhkan pengorbanan dan keteguhan. Bagaimana Rasulullah harus menyusun strategi untuk dapat mengelabui kaum Quraisy, ketika meminta Sayyidina Ali menggantikannya di tempat tidurnya. Bagaimana Rasulullah bertahan di gua tsur selama 3 (tiga hari) dengan keterbatasan bekal (blockade) dan terus meyakinkan Sayyidina Abu bakar tentang pertolongan Allah SWT. Bagaimana Rasulullah mencucurkan air mata menatap kota Makkah yang dicintainya harus ditinggalkan karena perintah Allah SWT. Bagaimana Rasulullah terus meneguhkan niat untuk samai di kota Madinah. Dan MasyaAllah, ketika sampai di Madinah, Allah sudah mempersaudarakan kaum Anshor dan Muhajirin. Hingga keletihan dan tantangan hijrah terbayarkan oleh suka cita kota Madinah. Selanjutnya Madinah menjadi pusat tersebarnya Islam ke seluruh dunia.
Dalam proses Hijrah Rasulullah tersebut, Mbak Peggy menyebutkan hal yang menjadi inspirasi kita sebagai kaum Muslimin adalah inspirasi Tauhid. Bagaimana Rasulullah mencontohkan meski penuh perjuangan, pengorbanan dan airmata namun beliau tetap teguh akan janji Allah. Bahwa Allah akan Membayar perjuangan hijrah kita dengan hal-hal yang membahagiakan dan keberkahan hidup melebihi sebelumnya.
Berikutnya makna hijrah yang disampaikan Rasulullah adalah perjalanan yang terus menerus menuju Allah. Hidup mempunyai pilihan, berbuat baik atau tidak baik, namun pada ujung penghidupan, kita hanya punya satu pilihan yaitu Surga Allah (Jannah). Hal itulah yang mendasari kita untuk terus menerus berhijrah dan meyakinkan diri untuk berbuat baik dan menuju kebaikan. Dalam kehidupan setiap insan selalu dihadapkan pada cobaan kebahagiaan maupun kesusahan. Tinggal bagaimana kita membuat pilihan, apakah cobaan tersebut akan membawa kita kepada Allah atau menjauhiNya. Ketika kita diuji kebahagiaan lalu kita melupakanNya, atau melalaikanNya, maka tidak lama kita akan dihadapkan pada ujian kesusahan yang ‘seharus’nya membuat kita mendekat kepada Allah SWT. Maka sejatinya, Hijrah tidak menunggu momentum. Setiap saat kita harus terus berjuang menghijrahkan diri ke arah yang lebih baik dengan terus meningkatkan ibadah kita.
Seperti halnya Mbak Peggy, yang menceritakan pengalaman dirinya, selama 20 tahun hidup berkecukupan, memiliki banyak usaha, tenar, banyak uang namun sayang hal tersebut tidak menjadikannya mendekat dan ingat kepada Allah. Selanjutnya, Allah datangkan ujian kesusahan hanya 2 tahun. Beliau menyatakan kesyukurannya, karena ujian tersebut tidak selama sebelumnya dan hal tersebut sudah mampu mengingatkanNya untuk terus kembali kepada Allah dengan memperbaiki dirinya.
Baginya, amanah tubuhnya yang harus dijaga ternyata sebelumnya dengan mudahnya ia memamerkannya. Seharusnya ia mampu menjaga sholatnya, namun karena beberapa hal, ia lalai dan mengalahkannya dengan urusan dunia. Ia juga mengakui lama meninggalkan membaca Al Qur’an. Bersikap kurang bijak pada relasi bisnisnya, bahkan ia menyebutkan diri sebagai monster, karena siap menghancurkan siapa saja yang mengusik bisnis atau usahanya.
Allah hadirkan ujian keterpurukan. selama 20 tahun, ia memiliki segalanya, selanjutnya ia terjatuh dan tidak memiliki apa apa. Usaha semua hancur, hutang menumpuk, kecantikan yang dibanggakan diuji dengan wajah yang penuh nanah, masalah keluarga datang bertubi, dan tidak mendapatkan kontrak kerja lagi.
Dengan mengucap Hamdalah, mbak Peggy mengungkapkan syukurnya, bahwa ia masih diingatkan untuk kembali pada Allah. Ia lalu kembali membaca Al Qur’an, memperbaiki sholat-sholatnya, baik yang wajib maupun yang sunnah, memperbaiki shiamnya dan meningkatkan sedekahnya. Ia mentafakkuri  apa yang sudah ia alami dan apa yang sudah ia lakukan. Dan berikutnya ia bertekad untuk memperbaiki diri, memperbaiki hubungan dengan Allah dengan menyegerakan mengerjakan apa yang diperintah Allah SWT.
Beliau berbagi cara beliau “hijrahku mengenal aku” adalah dengan menanyakan kembali kepada dirinya,
1.      Siapa aku? Aku hanyalah hamba Allah, tidak akan mampu jika Allah tidak Memampukan
2.     Dari mana asalku ? Dari Allah, misi penciptaan kita adalah beribadah kepada Allah
3.      Apa Tugasku ?Khalifatulloh, wakil Allah dimuka bumi jadi selayaknya kita hanya mengerjakan yang diperintahkan oleh Allah termasuk menjaga hubungan baik dengan sesama
4.     Kemana aku akan pergi ? Kembali pada Allah
Jadilah sosok Peggy Melati Sukma yang saat ini menjadi sosok yang sangat menginspiratif muslimah dengan sepak terjangnya di jalan dakwah. Kesan yang saya dapatkan dari pertemuan singkat kemarin adalah bahwa apa yang disampaikan selalu sarat makna dan memotivasi kita semua untuk terus meningkatkan ibadah kita. Karena pesannya ketika kita meningkatkan hubungan dengan Yang Maha segalanya, Mengutamakan Allah daripada urusan dunia, maka Allah akan Memudahkan kita menjalani kehidupan didunia.

Surabaya 12 Agustus 2016
Masjid Al Ikhlas, Palm Spring






Tidak ada komentar:

Posting Komentar