Kamis, 23 April 2015

TV, sebagai teman atau lawan?



Text Box: Televisi sebagai teman atau lawan bagi anak??

Beberapa hari yang lalu saya mendengar keluhan salah seorang guru TK tentang perubahan perilaku anak-anak dengan menirukan perilaku tokoh-tokoh kartun di televisi yang mengarah pada kekerasan. Dan sehari-hari sering kita melihat anak-anak berperilaku seperti yang ditayangkan di televisi. Hal ini cukup memprihatinkan ketika perilaku yang ada mengganggu dan menyakiti baik dirinya maupun orang lain.

Anak sebagai peniru ulung, pembelajar cepat tidak diragukan lagi. Dengan daya serapnya yang tinggi anak akan dengan mudah menerima, menyerap dan menyimpan berbagai informasi yang dilihat, didengar dan dirasakannya. Apalagi, jika informasi tersebut mampu menyentuh area emosi anak, maka anak akan dengan cepat dan mudah menyerapnya. Ketika anak bahagia anak akan dengan mudah mempelajari sesuatu.

Terkait dengan acara televisi, yang sarat dengan gambar atau animasi yang menarik dan menyenangkan bagi anak, maka menjadikan anak bertahan menerima semua informasi. Dan ditunjang suasana hati yang menyenangkan, dapat kita bayangkan betapa anak akan dengan sukarela dan sepenuh hati menerima dan menyerap informasi yang ada.

Dan hal inilah salah satu tantangan bagi orang tua bagaimana menyikapi informasi yang disampaikan melalui televisi. Bagaimana setiap informasi yang diterima anak mampu mendukung perkembangan anak. Bagaimana orang tua membimbing anak untuk mampu cerdas memilih info yang tepat untuk usianya dan mengambil makna yang positif serta mengoptimalkan perkembangan usianya.

Tidak mudah bahkan sebagian orang tua menganggap sangat tidak mungkin untuk tidak mengenalkan televisi pada anak. Yang terpenting disini adalah melakukan pendampingan dalam pengenalan televisi tersebut. Pendampingan itu tidak selalu harus difokuskan pada kehadiran ayah atau ibu ketika anak melihat televise, meski itu juga penting. Akan tetapi bagaimana orang tua selalu mengembangkan komunikasi dan diskusi tentang acara-acara yang dilihat oleh anak.

Diskusi yang mendalam sehingga menemukan pesan dari sebuah materi informasi yang ada di televisi akan membekali anak dalam memilah acara-acara televisi yang ada. Komitmen orang tua sangat penting dalam hal ini. Dan seperti dikatakan diatas bahwa anak sebagai peniru ulung, tidak menutup kemungkinan ketika kita memberikan contoh perilaku tidak terlalu terikat pada acara televisi anak pun akan melihatnya sebagai contoh dan akan ditiru.

Anak sebagai asset termahal orangtua sudah selayaknya dijaga..:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar